JADILAH GARAM DUNIA

0
441

Oleh: Pdt.Lundu H.M.Simanjuntak

(Matius 5:13 )

Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.

Semua masakan akan menjadi enak jika dibubuhi dengan garam, atau sebaliknya masakan tidak akan enak dan tidak  disukai orang jika tanpa garam. Usai Yesus menyampaikan ucapan bahagia yang dikenal dengan khotbah di Bukit, Yesus kemudian meminta murid-muridNya dan orang banyak yang mengikutiNya dengan berkata:  agar mereka semua mau menjadi garam.

Garam itu adalah benda dapur yang terasa asin namun akan membuat enak setiap masakan jika diberi garam. Garam itu memang hebat walau kecil bahkan halus, namun hampir semua orang membutuhkan dan mencarinya.

Keunggulan garam terletak pada kemampuannya untuk mengasinkan dan membuat enak atau memberi rasa sedap kepada sesuatu yang lain, misalnya soup, sayuran, bubur, ataupun  makanan lainnya. Kehebatan garam karena ia mau membuat sesuatu yang lain menjadi enak.

Garam menjadi berarti dan berharga karena ia ada bukan untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk yang berada di luar dirinya ata untuk yang lain. Garam semakin dicari orang karena ia sangat bermanfaat ketika ia memberikan rasa yang enak bagi sesuatu yang di luar dirinya.

Garam menjadi tidak  berarti atau tidak menjadi apa-apa kalau saja ia hanya untuk dirinya sendiri. Demikian kita juga tidak berarti apa-apa di hadapan Allah jika kita ada hanya untuk diri kita sendiri.

Itu sebanya dalam ayat hari ini, Yesus meminta kita untuk menjadi garam dunia, artinya kita harus berarti atau kita harus menjadi pribadi yang berguna dan bermakna bagi orang lain. Yesus ingin menegaskan bahwa setiap orang yang mengikutNya harus memahami tentang apa artinya mengikuti  Dia.

 

Mengikut Yesus bukan berarti hanya memikirkan diri sendiri, dengan cara memupuk kebaikan diri sendiri, tetapi bagaimana iman kita membentuk pribadi kita bermanfaat dan berguna bagi orang lain. Sama seperti garam nampak berarti karena berguna bagi  sesuatu yang lain, demikianlah hendaknya kita menjadi seperti garam yang mampu memberikan kebaikan bagi orang lain.

Sehingga kualitas hidup kita akan diukur sejauh mana kita menjadikan Yesus sebagai sumber kekuatan yang menggarami dunia. Sejauh mana kita memahami bahwa diri kita atau hidup kita harus berarti bagi sesama, maka sejauh itu pula kita kita telah menjadi garam atas dunia ini, amen.

SELAMAT PAGI

DAN

SELAMAT BERAKTIFITAS

(Pdt.Lundu H.M.Simanjuntak-Jkt)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here