Oleh: Pdt. Dr.Anna Vera Pangaribuan
Selamat pagi untuk kita semua, kiranya kasih karunia dari Yesus Kristus menyertai kehidupan kita sekalian.
Markus 9:50, Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain.
Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Sebuah pantun yang sering kita dengarkan pada waktu kita duduk di bangku sekolah dasar (SD). Pantun ini mempunyai makna yang sangat luar biasa, dimana makna dari pantun ini adalah hidup penuh perjuangan dan komitmen yang tangguh. Makna bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian adalah perjuangan untuk melakukan yang terbaik untuk memperoleh kebahagiaan dikemudian hari. Pantun ini hampir mirip dengan makna apa yang ditanam itu akan dituai. Benar-benar perjalanan hidup harus dasarkan perjuangan dan komitmen untuk melakukan yang terbaik. Apa lagi hidup kita sebagai orang Kristen kita diajarkan untuk hidup menjadi terang dan garam di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Manjadi terang dan garam merupakan usaha yang selalu menuntut pribadi yang setia kepada ajaran firman Allah. Kita diperintah Tuhan untuk menjadi transformator dunia.
Firman Allah mengajarkan kita untuk menjadi seperti fungsi terang dan garam. Garam dan terang berfungsi untuk mempengaruhi yang disekitarnya. Sebab terang untuk memberikan cahaya bagi semuanya dan garam memberikan pengaruh rasa bagi sekitarnya. Tetapi apabila garam itu hambar, dengan apakah dia diasinkan ? Firman Allah mengajarkan bahwa Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain. Firman Tuhan mengajar kita untuk menahan diri dari perbuatan dosa yang digambarkan melalui tiga media yaitu; tangan, kaki dan mata. Ketika semuanya ini berbuat dosa maka lebih baik baik untuk dipisahakan dari tubuh manusia. Sebab lebih baik mempunyai tangan satu ke surga daripada 2 tangan masuk ke neraka. Begitulah bagi mata dan kakinya. Untuk itu Allah memperhadapkan hidup kita dengan sikap yang komit untuk melakukan dan hanya menuruti perintah Allah di dalam hidupnya. Garam adalah gambaran kehidupan yang mempunyai komitmen dan tanggung jawab kepada Allah.
Saudaraku kekasih, hidup kita haruslah berpengaruh akan hal yang baik bagi semua orang. Pertama harus dimulai dari penguasaan diri akan hal-hal negatif atau perbuatan yang merugikan diri sendiri. Kemudian kita boleh melangkah untuk melakukan perbuatan yang baik atau melaksanakan perintah Allah melalui FirmanNya. Memang bila dilihat dari kesukaan kita pada saat ini untuk dilepaskan adalah perbuatan yang sulit untuk dilepaskan padahal perbuatan itu adalah perbuatan yang salah dan tidak diharapkan oleh Tuhan. Kita diarahkan juga untuk menyangkal diri di dunia ini agar kita memperoleh hidup yang sejati dari Allah. Oleh karena itu, marilah kita memulai hidup kita dengan menahan diri dari hawa nafsu jahat agar diri kita mampu menjadi pengaruh yang baik dan positif disekeliling kita saat ini.
Selamat berakhir pekan untuk kita semua. Amin
Selamat beraktivitas untuk kita semua
Salam Marturia
Pdt. Dr.Anna Vera Pangaribuan