JEMAAT YANG BERDIAKONIA

0
848

 

Oleh: Pdt.Lundu H.M.Simanjuntak

 

*_(Yesaya 58:4-12)_*

*_Bagaimana perasaan kita ketika kita sedang serius beribadah, serius bernyanyi, serius berdoa, serius mendengar khotbah, dan serius memberiikan persembahan tetapi Allah tetap melihat bahwa ibadah yang kita lakukan tidak benar. Pasti kita akan merasa sedih bahkan bertanya di dalam hati apakah masih ada yang kurang yang belum kulakukan?_*

Bagi bangsa Israel hal itu lebih sangat mengejutkan lagi karena kebencian Allah atas ibadah mereka langsung dinyatakan oleh Allah.

Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan (1:13).

Bayangkan pada saat umat sedang serius menyerahkan persembahannya justru Allah mengatakan persembahannya sungguh menjijikkan. Mengapa demikian? Karena Allah dapat mengetahui bahwa persembahan itu
diberikan secara tidak sungguh.

Sebenarnya semua rangkaian ibadah yang dilakukan oleh umat Israel secara pandangan mata sungguh nampak indah, tetapi bagi Allah dapat mengetahui bahwa semua itu penuh dengan kemunafikan. Umat Israelpun sebenarnya rajin berpuasa, namun mereka tetap saja tidak mendapatkan perhatian dari Allah (3).

Sampai-sampai mereka bertanya kepada Allah: mengapa kami merendahkan diri dan tidak mengindahkannya juga? Allah melihat bahwa saat berpuasapun mereka berkelahi sehingga itu membuat Allah marah dan mengatakan: suaramu/doamu tidak akan didengar di tempat tinggi (4).

Tanpa disadari umat Israel ternyata nampak baik hanya pada saat beribadah di Bait Allah, namun di luar Bait Allah mereka justru berlaku jahat, bahkan saat berpuasapun mereka berperilaku tidak benar atau jahat. Umat Israel sadar atau tidak sadar sudah terjebak dalam kondisi seperti itu.

Pikiran mereka berkata bahwa ibadah yang mereka lakukan di Bait Allah adalah sesuatu yang berkenan di hadapan Allah, karena melakukan secara rutin. Mereka berpikir bahwa setiap hari mereka mencari Allah dan mengenal jalan Allah sehingga mereka beranggapan hidupnya berkenan kepada Allah (2).

Sepintas mereka memang nampak seperti orang yang taat beragama, perilaku mereka dianggap suci, terpuji, dan wajar untuk mendapatkan pujian. Sehingga tidak heran kalau umat Israel protes kepada Allah dan menuduh Allah seakan tidak mempedulikan mereka.

Allah memang marah terhadap umat Israel karena mereka dianggap bersalah dan berdosa. Ibadah yang mereka lakukan dianggap penuh kemunafikan dan tidak memahami kehendak Allah. Sesungguhnya mereka egois dan hanya berperilaku untuk kepentingan diri sendiri, bukan untuk orang lain (6-7).

Sebenarnya Allah menginginkan dan memanggil umat Israel, agar menjadi berkat bagi banyak orang. Tetapi umat Israel tidak peduli akan panggilan itu dan berbuat sesuka hati mereka saja.

Allah berharap agar umat Allah membuka belenggu, melepaskan tali kuk, memerdekakn orang yang teraniaya, memecah roti bagi yang lapar, memberi tumpangan kepada orang miskin yang tidak punya rumah, memberi pakaian bagi orang yang telanjang. Jika itu dilakukan oleh umat Allah maka terangnya akan merekah bagaikan fajar, luka akan pulih, kebenaran dan kemuliaan Allah akan berada dalam hidupnya.

Marilah kita menjadi umat Allah yang tidak akan bangga hanya dengan malakukan ritual ibadah di dalam Gereja saja, tetapi melanjutkan pesan ibadah itu lewat praktek kehidupan setiap hari dengan mau berdiakoni, yaitu berbuat baik kepada sesama dan mau menolong orang yang sedang di dalam kesusahan, amen.

*DOA:*
*_Ya Allah ajarilah aku untuk menjadi orang yang mau peduli bagi orang lain, yang mau menyenangkan hati orang lain dengan suka menolong dan jauhkanlah dari diriku hidup yang penuh dengan keegoisan, amen._*

*SELAMAT HARI MUNGGU*
*SELAMAT HARI SUMPAH PEMUDA*
*DAN*
*SELAMAT BERIBADAH*

*_(Pdt.Lundu H.M.Simanjuntak-Ktr HKBP Distrik VIII DKI Jkt)_*

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here